Budidaya Lele Bioflok Praktis dan Mudah bagi Pemula
Budidaya Lele menggunakan Sistem Bioflok |
Budidaya Lele Bioflok merupakan budidaya lele dengan pemanfaatan gumpalan (flock)
organisme pada wadah budaya (kolam) yang dipacu dengan bantuan probiotik. Sama
seperti namanya yang diambil dari kata bio
( Kehidupan ) dan flock( Gumpalan
) pada budiadaya lele sistem bioflok kita memanfaatkan jasa gumpalan
mikroorganisme dalam pengolahan limbah hasil ekskresi (kotoran) dari ikan lele.
Sehingga kualitas air akan terjaga
dengan baik.
Mikroba
penyusun flok akan mengolah senyawa organik beracun menjadi tidak beracun. Pada
budidaya sistem bioflok juga menjadikan padat tebar lele pada sebuah kolam akan
semakin bertambah. Anda dapat menebar benih lele pada kolam bervolume 1 m3 dengan jumlah benih 1000-2000
ekor.
Flok yang akan
terbentuk dipengaruhi bahan organik yang kita berikan saat penyiapan air kolam.
Mikrooganis Bioflok tersusun dari bakteri, alga,zooplankton.
Teknologi
bioflok sebernarnya diadopsi dari teknologi pengolahan limbah lumpur aktif
secara biologi dengan bantuan mikroorganisme.
Tahapa-tahap pembudidayaan ikan lele secara bioflok
Dalam
budiadaya ikan lele dengan sistem bioflok diperlukan keuletan dan kerja keras
yang lebih ekstra dari pada budidaya lele secara konvensional. Kita perlu
pemahaman sistem budadaya yang baik mulai penyiapan bahan flok, aerasi, dan
konstruksi kolam yang akan kita gunakan.
Pembuatan dan persiapan kolam budidaya lele bioflok
Pemilihan jenis kolam
kolam terpal bulat |
Pertama kita harus tentukan kolam yang akan kita gunakan, ada beberapa jenis kolam yang biasa digunakan dalam budidaya lele misalnya kolam terpal, kolam beton ataupun kolam plastik fiber. Tapi menurut saya jika masih mulai merintis usaha saya sarankan anda menggunakan kolam terpal selain harga yang lebih praktis anda juga tidak akan terbebani dengan harga.
Konstruksi
kolam
kolam dengan sistem central drainase
Pembuatan rangka kolam
Konstruksi
kolam sangat penting dalam budidaya lele bioflok. Kolam yang baik akan
mempermudah kita dalam pengontrolan air dan proses panen.
Kolam yang
akan kita gunakan adalah kolam dengan konstruksi bulat dengan menggunakan
drainase baik di tengah, agar ketika kita melakukan proses pegurangan air, dan
panen dapat dilakukan dengansangan mudah. Ukuran kolam yang akan anda gunakan
tergantung padat tebar lele yang akan gunakan.
Persiapan kolam
Sebelum
pengisian kolam dengan air sebaiknya anda terlebih dahulu membersihkan kolam
yang akan anda gunakan dan melakukan pengecekan kebocoran kolam. Sebelum kolam
digunakan ada baiknya anda merendam
kolam sampai penuh selama beberapa hari. Selain bertujuan untuk mengecek kita
juga harus menghilangkan kandungan zat kimia yang mgungkin ada dalam kolam yang
baru saja kita pasang. Setelah itu kemudian keringkan kolam sampai benar benar
kering dengan cara membiarkan kolam terkena sinar matahari.
Pengisian kolam dan treatmen air pada budidaya lele bioflok
Persiapan air kolam budidaya |
Kapur Tohor
100 gr/m3
Kaptan 200
gr/m3
Mill 150
gr/m3
Garam krosok
(non-iodium) 150 gr/m3
Biarkan
selama satu hari. Setelah itu keesokan harinya anda lakukan penebaran probiotik
sebanyak 10 cc/m3 jenis probiotik yang anda gunakan adalah probiotik
yang mengandung bakteri Heterotrof seperti: Bacillus subtilis, Bacillus
licheniformis, Bacillus megaterium, Bacillus polymyxa. kemudian molase yang
telah dei fermentasi. Berikut bahan fermentasi molase:
Molase/Gula
aren 2 liter/2kg
Ragi 1 biji
Nenas yang
telah di jus 2 buah
Dedak 0,5 kg
Air 10 liter
Cara
fermentasi molase sangat sederhana tinggal anda campur saja semua bahan tadi kemudian
masukkan dalam wadah yang tertutup rapat. Biarkan selama 5 hari.
Sebaiknya
fermentasi molase dilakukan sebelum sebelumnya agar dapat di siram kekolam
setelah penyiraman probiotik.
Setelah
peyiraman fermentasi molase selesai
biarkan kolam selam 7-8 hari.
Penebaran benih lele pada budidaya lele bioflok
Benih yang
kita tebar sebaiknya berasal dari indukan unggul. Anda dapat mencari
pembudidaya benih disekitar anda. Anda dapat langsung mendatangi kolam benih
yang nantinya anda tebar di kolam.
Adapun
ciri-ciri benih lele yang baik dan berkualitas adalah:
Gerak lincah
(aktif)
Mempunyai
warna mengkilap (tidak kusam)
Berukuran
seragam
Setelah anda
mepersiapkan benih lele yang akan anda tebar. Hal yang anda harus anda
perhatikan adalah jangan langsung memasukkan lele ke-kolam ada baiknya kita melakukan proses aklimitasi
terlebih dahulu. Dengan memasukkan air kolam pada wada tempat benih sebelum
tebar lalu biarkan wadah benih mengapung-apung di kolam selama 30 menit
kemudian lepaskan lele perlahan dari wadah tadi.
Pemberian dan managemen pakan
Pakan Ikan Lele |
Kenapa malam hari ?
Karena ikan
lele merupakan hewan nokturnal, hewan yang secara alami aktif pada malam hari. Lele
merupakan hewan yang pada habitat alaminya akan lebih banyak bergerak dan
mencari makan pada malam hari.
Pakan yang
ada gunakan harus menyesuaikan pada bukaan mulut lele anda jangan memberi pakan
lele yang terlalu besar ataupun kecil.
Ada dua
jenis pakan pabrikan yang sering digunakan dalam budidaya lele yaitu pakan
jenis apung dan pakan tengggelam.
Pakan apung
biasanya diberi saat lele masih pada tahap pertumbuhan atau 0 – 30 hari. Karena
mengandung protein yang lebih tinggi, kita tahu fungsi utama dari protein dalam
tubuh mahluk hidup yaitu sebagai zat pembangun tubuh mahluk hidup. Dan setelah
itu baru kita gunakan pakan tenggelam. Pakan Tenggelam akan memompa bobot ikan
lele dan daging lele akan lebih berisi dan pada saat dimasak tidak terjadi
penyusutan.
Selain kedua
pakan pabrikan di atas anda juga dapat menggunakan pakan alternatif pengganti
untuk menyusutkan biaya produksi yang gterlalu besar. Ada banyak jenis pakan
alternatif yang sering di gunakan oleh pembudidaya lele seperti, sosis, roti
BS.
Ingat jangan pernah menggunakan pakan yang tidak
seharusnya dimakan oleh mahluk hidup manapun, JANGAN PERNAH MENCEMARI CITRA
LELE ITU SENDIRI.
Tetapi pakan
alternatif mempunyai kekurangan, pakan alternatif bisa merusak kualitas air
kolam dengan sangat cepat. Jadi pengontrolan air akan lebih sulit.
Pengontrolan air pada budidaya lele bioflok
Air merupakan
wadah utama tempat hidup dari lele. Managemen air mutlak diperlukan. Mulai dari
pengontrolan pH dan Kualitas air.
Lakukan pengukuran
pH menggunakan pH meter sekali seminggu. Jika pH kurang dari 7 (netral) lakukan
penggantian sebagian air dan tebarkan kapur dolomit untuk menyeimbangkan pH air
kolam.
Dan lakukan
penyiraman probiotik 5 cc/m3 agar flok tetap stabil dalam kolam.
Penanganan Hama dan Penyakit pada budidaya lele bioflok
Walaupun lele
terkenal dengan kekebalan dan daya tahan yang kuat. Lele pada masa awal
budidaya sangat rentan terhada penyakit. Lele biasanya terkena penyakit pada
umur dibawah 40 hari setelah tebar. Jadi pada saat awal penebaran perlu
dilakukan pengontrolan yang cukup intensif. Mulai dari kontrol air, kontrol
pakan, kontrol pH, analais amoniak dan sebagainya.
Berikut
adalah beberapa jenis penyakit pada lele dan cara mengatasinya.
Penyakit Jamur Pada Ikan Lele
Salah satu penyakit ikan Lele |
Ciri-cirinya
ditandai dengan adanya serabut-serabut putih yang ada di bagian tubuh ikan lele
yang terserang (luka). Dan penyakit ini umum ditemukan pada jenis ikan tawar.
Cara
mengatasi penyakit jamur ikan lele ini bisa dilakukan dengan cara yang cukup
sederhana, yaitu cukup dengan menyediakan bahan-bahan berikut ini :
Bahan garam
dapur (takarannya 1Kg untuk kolam dg luas 25 m2)
Sediakan 5
liter air bersih
1 botol cuka
sedang
1 buah
tempat untuk mencampur
Cara membuat
obatnya yaitu dengan mencampurkan semua bahan tersebut hingga larut secara
merata, jika terlihat sudah siap obat bisa ditebar pada kolam ikan lele terpal
/ organic anda. Ramuan ini juga bisa digunakan pada ikan tawar yang lainnya.
Penyakit Bintik-Bintik Putih Lele
Penyakit ini
bisa disebut juga (Ichthyphthirius multifiliis) yang merupakan jenis penyakit
yang sering dijumpai juga pada ikan tawar.
Seperti
namanya, cirri-ciri ikan lele yang terserang penyakit ini yaitu terdapat
bintik-bintik putih pada tubuh ikan lele maupun insang.
Jenis
penyakit ini seringkali disebabkan oleh kualitas air yang ada pada kolam
sangatlah jelek dan penyebabnya adalah bakteri protozoa Ichthyphthirius.
Jika sudah
terjadi seperti ini maka cepatlah lakukan untuk menganti air kolam dengan air
yang terbaru dengan kualitas yang memenuhi standart awal, dan jika sudah
selesai menguraskan baru dilakukan pengobatan dengan menebarkan garam dapur
Penyakit Cacar Pada Ikan Lele
Penyakit
cacar ini ditandai dengan adanya bercak-bercak merah karena selaput lendirnya
yang terkelupas dan jika lama kelamaan kulit ikan akan melepuh. Dan penyebab
penyakit ini adalah bakteri Aeromonas dan Pseudomonas.
Hal faktor
utama dari kesuksesan budidaya ikan lele adalah pada kualitas air, jika air
terasa berbau busuk dan terlihat jelek maka segera ganti airnya.
Cara
mengatasi penyakit cacar ikan lele ini yaitu dengan menumbuk 10 lembar daun
papaya dan garam 1 Kg dilarutkan dalam air 5 liter (dosisi untuk luas kolam 25
m2), lalu tebarkan secara merata pada kolam.
Penyakit Cacing Pipih
Penyakit
cacing pipih ini memiliki ciri-ciri menurunnya selera makan serta ikan sering
muncul ke permukaan kolam. Penyakit ini merusak insang dan kulit ikan yang
mengakibatkan pernapasan ikan menjadi terganggu, keluarnya lendir, warna ikan
jelek ata pucat dan sirip yang menguncup.
Cara
mengobati penyakit pada ikan yang terkena cacing pipih ini dengan cara
mengganti air dalam jumlah besar lalu menebarkan garam halus ke kolam. Atau
bisa juga merendam ikan yang sakit dengan larutan kalium permanganate (PK)
konsentrasi 0,01% selama 30 menit.
Penyakit
Parasit
Penyakit ini
menyerang insang ikan air tawar, cirri-cirinya ikan sering berputar-putar dan
juga menggantung pada permukaan air. Cara mengatasi penyakit ikan ini dengan
merendam ikan di larutan formalin konsentrasi 15 – 20 ppm.
nice to read, but it's better if you also want to play at our house here Prediksi Syair Togel
ReplyDelete