Budidaya Jahe Merah Hasil Melimpah
Tanaman jahe pada lokasi Terbuka |
Jahe merah merupakan tanaman
temu-temuan (Zingiberaceae) jahe merah merupakan salah satu jenis jahe yang
paling diminati di indonesia maupun di luar negeri, karena jahe merah memiliki
kandungan minyak atsiri dan berasa lebih pedas yang lebih banyak di bandingkan
jenih jahe lainnya. Jahe merah banyak dipakai sebagai bahan obat dan jamudan
juga minuman seperti skoteng, bandrek, dan wedang.
Syarat tumbuh Jahe Merah :
Jahe merah tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 – 1500 diatas
permukaan laut, dan berproduksi dengan baik pada curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun,tanaman jahe
juga dapat tumbuh dengan baik pada rentang PH 5-7. Tanaman jahe juga
mengharuskan tanah yang gembur dan banya mengandung unsur hara seperti pada
tanah lempung, lempung berpasir dan tanah laterik.
Pemilihan Lokasi Tanam
Carilah lokasi penanaman jahe merah sesuai dengan syarat tumbuh
diatas. Tanaman jahe tidak tumbuh dengan baik pada tanah yang berbatu- batu.
Lokasi penanaman jahe juga sebaiknya pada lokasi yang terbuka dengan lama
penyinaran 4- 5 jam jam dalam sehari. Lokasi penanaman jahe juga tidak boleh
terendam oleh air, atau anda juga dapat membuat gundukan atau terasering agar
tanaman jahe tidak terendam air saat hujan.
Pemilihan bibit Jahe Merah
Pemilihan bibit harus dilakukan dengan cermat karena bibit yang baik
akan menentukan hasil nantinya. Bibit jahe harus sudah berumur 9-10 bulan.
Untuk mendapatkan bibit jahe yang berkulitas anda dapat langsung memesan jahe
langsung dari toko pertanian atau dari petani yang sudah membudidayakan jahe
merah sebelumnya dengan langsung meninjau ke lahan budidaya si petani anda
dapat yang sung melihat bagaimana kualitas jahe yang ada.
‘’jangan membeli bibit jahe
di pasar, karena kita tidak tahu bagaimana kualitasnya dan sangat rentan
terhadap hama dan penyakit karena sudah tercemar satu sama lain.”
Berikut adalah ciri bibit jahe dengan kualitas baik:
Bibit memiliki umur yang mencukupi sekitar 9-10 bulan
Dalam keadaan tidak lecet atau kulit terkupas-kupas, maupun busuk
Memiliki rimpang yang seragam
Pembibitan Jahe Merah
Untuk pertumbuhan tanaman yg serentak atau seragam, bibit jangan
langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian bibit
dapat dilakukan dengan peti kayu atau dengan bedengan.
Penyemaian pada peti kayu
Rimpang jahe yg baru
dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar
1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan
memiliki 3-5 mata tunas & dijemur ulang 1/2-1 hari.
Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung
beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida & zat pengatur
tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan kedalam peti
kayu.
Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada
bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya
diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yg paling atas
adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe
tersebut sudah disemai.
Penyemaian pada bedengan
Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m utk menanam bibit
1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Di dalam rumah penyemaian tersebut
dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun
pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, & di atasnya diberi rimpang lalu
diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis
rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan dapat
dilakukan dengan penyiraman setiap hari & sesekali disemprot dengan
fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit
bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah..Bibit hasil
seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan & setiap potongan memiliki 3-5
mata tunas & beratnya 40-60 gram.
Pengolahan Media Tanam
Untuk mendapatkan hasil yang baik saat panen dibutuhkan pengolahan
lahan yang baik. Sebelum penanaman bibit jahe merah kita perlu mengolah media
tempat tanam. Karena tanaman jahe mengingkan tanah yang gembur agar pertumbuhan
umbi jahe tidak terhambat.
Hal pertama yang anda lakukan adalah membersihkan lahan dari
tanaman pengganggu seperti gulma dan
rumput dan melakukan pembajakan
lahan. Anda membajak lahan dengan
menggunakan traktor ataupun cangkul. Tanah dibajak sedalam 30 cm kemudian
lakukan pengukuran ph tanah, jika tanah yang anda ingin tanam mengadung PH
kurang dari 7 (netral) lakukan pengapuran menggunakan kapur Dolomit. Agar PH
menjadi netral.
Derajat keasaman < 4 (paling asam): kebutuhan dolomit > 10
ton/ha.
Derajat keasaman 5 (asam): kebutuhan dolomit 5.5 ton/ha.
Derajat keasaman 6 (agak asam): kebutuhan dolomit 0.8 ton/ha.
Media tempat tanam anda beri bedengan dari tanah bajakan yang
telah dicampur dengan kapur dan dolomit dan campuran pupuk kandang sekitar 10
ton per hektar. Buatlah ukurang bedengan sekitar lebar 100 cm dengan tinggi 30
cm dan panjang sesuai panjang lahan. Buatlah parit bedengan sekitar 30 cm parit
bedengan berfungsi untuk saluran irigasi ketika musim penghujan, apalagi
tanaman jahe sangat rentan terhadap genangan air.
Penanaman Tanaman Jahe
Setelah lokasi tanam telah selesai maka langkah selanjutnya adalah
penanaman tanaman jahe. Kita persiapkan bibit tanaman jahe. Bibit tanaman jahe
yang akan kita tanam telah di semaikan terlebih dahulu dan sudah tumbuh tunas
pada pangkal jahe. Penanamna dilakukan dengan jarak 40 cm x 60 cm dengan lubang
tanam disesuaikan dengan besar pangkal jahe. Ingat tunas harus menghadap keatas
jangan sampai terbalik. Setelah
melakukan penanaman tanaman kita tutupi menggunakan jerami, ataupun alang-alang
Penyulaman Tanaman
Peyulaman tanaman adalah penggantian tanaman jahe yang tidak
tumbuh dengan sempurna. Penyulaman dilakukan sekitar 1-1,5 bulan setelah tanam.
Peyulaman tanaman dilakukan dengan menggunakan bibit cadangan.
Pemupukan Tanaman
Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman jahe kita melakukan
pemupukan berikut adalah tabel cara pemupukan tanaman jahe.
Penyiangan Tanaman
Setelah beberapa lama tanaman gulma pasti akan tumbuh. Kita
melakukan pembersihan tanaman jahe dari tumbuhan penggangu. Jangan sampai gulma
menghambat pertumbuhan jahe yang telah kita tanam.
Pembumbunan Tanaman Jahe
Pembumbunan tanaman adalah penutupan rimpang jahe yang yang
mencuat keluar atau setelah rimpang jahe sudah mulai terbentuk. Pembumbunan
tanaman jahe juga bertujuan untuk menutupi rimpang tanaman dari sengatan
matahari.
Pengedalian Hama dan Penyakit
Jahe yang kita tanam selalu kita lihat dan amati lihat apa saja
yang terjadi pada tanaman jahe kita. Tanaman jahe biasanya juga sangat rentan
terhadap serangan hama dan penyakit apalagi pada musim penghujan.
Penyakit layu bakeri
Gejala :
Mula-mula helaian daun bagian bawah melipat & menggulung
kemudian terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning & mengering.
Kemudian tunas batang menjadi busuk & akhirnya tanaman mati rebah. Bila
diperhatikan, rimpang yg sakit itu berwarna gelap & sedikit membusuk, kalau
rimpang dipotong akan keluar lendir berwarna putih susu sampai kecoklatan.
Penyakit ini menyerang tanaman jahe pada umur 3-4 bulan & yg paling
berpengaruh adalah faktor suhu udara yg dingin, genangan air & kondisi
tanah yg terlalu lembab.
Pengendalian:
jaminan kesehatan bibit jahe;
karantina tanaman jahe yg terkena penyakit;
pengendalian dengan pengolahan tanah yg baik;
pengendalian fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin (0,25%)
Penyakit busuk rimpang
Penyakit ini dapat masuk ke bibit rimpang jahe melalui lukanya. Ia
akan tumbuh dengan baik pada suhu udara 20-25 derajat C & terus berkembang
akhirnya menyebabkan rimpang menjadi busuk.
Gejala:
Daun bagian bawah yg berubah menjadi kuning lalu layu
& akhirnya tanaman mati.
Pengendalian:
penggunaan bibit yg sehat;
penerapan pola tanam yg baik;
penggunaan fungisida.
Penyakit bercak daun
Penyakit ini dapat menular dengan bantuan angin, akan masuk
melalui luka maupun tanpa luka.
Gejala: Pada daun yg bercak-bercak berukuran 3-5 mm, selanjutnya
bercak-bercak itu berwarna abu-abu & ditengahnya terdapat bintik-bintik
berwarna hitam, sedangkan pinggirnya busuk basah. Tanaman yg terserang bisa
mati.
Pengendalian: baik tindakan pencegahan maupun penyemprotan
penyakit bercak daun sama halnya dengan cara-cara yg dijelaskan di atas.
Gulma
Gulma potensial pada pertanaman temu lawak adalah gulma kebun
antara lain adalah rumput teki, alang-alang, ageratum, & gulma berdaun
lebar lainnya.
Pengendalian hama/penyakit secara organik
Dalam pertanian organik yg tidak menggunakan bahan-bahan kimia
berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yg ramah lingkungan biasanya dilakukan
secara terpadu sejak awal pertanaman utk menghindari serangan hama & penyakit
tersebut yg dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yg komponennya
adalah sbb:
Mengusahakan pertumbuhan tanaman yg sehat yaitu memilih bibit
unggul yg sehat bebas dari hama & penyakit serta tahan terhadap serangan
hama dari sejak awal pertanaman
Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami
Menggunakan varietas-varietas unggul yg tahan terhadap serangan
hama & penyakit.
Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga
manusia.
Menggunakan teknik-teknik budidaya yg baik misalnya budidaya
tumpang sari dengan pemilihan tanaman yg saling menunjang, serta rotasi tanaman
pada setiap masa tanamnya utk memutuskan siklus penyebaran hama & penyakit
potensial.
Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yg ramah
lingkungan & tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yg
dipanen ma maupun pada tanah. Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam
keadaan darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yg diperoleh dari hasil
pengamatan.
Beberapa tanaman yg dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati
& digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:.
Tembakau (Nicotiana tabacum) yg mengandung nikotin utk insektisida
kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi utk serangga kecil misalnya
Aphids.
Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yg mengandung piretrin
yg dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yg menyerang urat syaraf pusat
yg aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah,
nyamuk, kutu, hama gudang, & lalat buah.
Tuba (Derris elliptica & Derris malaccensis) yg mengandung
rotenone utk insektisida kontak yg diformulasikan dalam bentuk hembusan dan
semprotan.
Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yg mengandung
azadirachtin yg bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada
serangga penghisap seperti wereng & serangga pengunyah seperti hama
penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif utk
menanggulangi serangan virus RSV, GSV & Tungro.
Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yg bijinya mengandung rotenoid
yaitu pakhirizida yg dapat digunakan sebagai insektisida & larvasida.
Jeringau (Acorus calamus) yg rimpangnya mengandung komponen utama
asaron & biasanya digunakan utk racun serangga & pembasmi cendawan,
serta hama gudang Callosobrocus
Panen
Ciri & Umur Panen Jahe: Pemanenan dilakukan tergantung dari
penggunaan jahe itu sendiri. Bila kebutuhan utk bumbu penyedap masakan, maka
tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara
mematahkan sebagian rimpang & sisanya dibiarkan sampai tua. Apabila jahe
utk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yg sudah
bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau
menjadi kuning & batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan
mengering pada umur 8 bulan & akan berlangsung selama 15 hari atau lebih.
Cara Panen :
Cara panen yg baik, tanah
dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan
jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah & kotoran lainnya yg
menempel pada rimpang dibersihkan & bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe
dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat
penyimpanan harus terbuka, tidak lembab & penumpukannya jangan terlalu
tinggi melainkan agak disebar.
Periode Panen. : Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim
hujan, yaitu diantara bulan Juni – Agustus. Saat panen biasanya ditandai dengan
mengeringnya bagian atas tanah. Namun demikian apabila tidak sempat dipanen
pada musim kemarau tahun pertama ini sebaiknya dilakukan pada musim kemarau
tahun berikutnya. Pemanenan pada musim hujan menyebabkan rusaknya rimpang &
menurunkan kualitas rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena
lebih banyak kadar airnya.
Perkiraan Hasil Panen : Produksi rimpang segar utk klon jahe gajah
berkisar antara 15-25 ton/hektar, sedangkan utk klon jahe emprit atau jahe
sunti berkisar antara 10-15 ton/hektar.
Pasca Panen
Penyortiran Basah & Pencucian : Sortasi pada bahan segar
dilakukan utk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, &
gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran & tempatkan
dalam wadah plastik utk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika
perlu disemprot dengan air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya & jika
masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari
pencucian yg terlalu lama agar kualitas & senyawa aktif yg terkandung
didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena
dikhawatirkan telah tercemar kotoran & banyak mengandung bakteri/penyakit.
Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yg belubang-lubang agar
sisa air cucian yg tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam
wadah plastik/ember.
Perajangan : Jika perlu proses perajangan, lakukan dengan pisau
stainless steel & alasi bahan yg akan dirajang dengan talenan. Perajangan
rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah
perajangan, timbang hasilnya & taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan
dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong.
Pengeringan :
Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar
matahari atau alat pemanas/oven. pengeringan rimpang dilakukan selama 3 - 5
hari, atau setelah kadar airnya dibawah 8%. pengeringan dengan sinar matahari
dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang tidak saling
menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali
agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara yg lembab
& dari bahan-bahan disekitarnya yg bisa mengkontaminasi..Pengeringan di
dalam oven dilakukan pada suhu 50 ° C - 60 ° C. Rimpang yg akan dikeringkan ditaruh
di atas tray oven & pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah
pengeringan, timbang jumlah rimpang yg dihasilkan
Penyortiran Kering :
Selanjutnya lakukan sortasi kering pada
bahan yg telah dikeringkan dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda
asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang
hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya).
Pengemasan : Setelah bersih, rimpang yg kering dikumpulkan dalam
wadah kantong plastik atau karung yg bersih & kedap udara (belum pernah
dipakai sebelumnya). Berikan label yg jelas pada wadah tersebut, yg menjelaskan
nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat
penghasil, berat bersih & metode penyimpanannya.
0 Response to "Budidaya Jahe Merah Hasil Melimpah"
Post a Comment